Pendidikan Akidah bagi Anak-Anak
oleh Abdillah Suyuthi
Q.S. An Nisaa' 4:9
4:9. Dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Rasulullah SAW bersabda, ''Jadikanlah kata-kata pertama yang
diucapkan seorang anak kalimat 'Laa Ilaaha Illallah' (tiada Tuhan selain Allah), dan
bacakanlah padanya ketikamenjelang mati kalimat 'Laa Ilaaha Illallah' (tiada Tuhan selain
Allah).'' (HR Hakim dari Ibn Abbas).
Hadis di atas merupakan perintah kepada kita untuk mengenalkan dan
menanamkan konsep tauhid, Laa Ilaaha Illallah, sejak dini kepada anak-anak
kita. Hadis di atas pun merupakan isyarat bahwa tauhid dan akidah yang benar
merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang manusia
hingga menjelang kematiannya.
Hal ini sebagaimana peringatan Allah dalam firman-Nya:
Q.S. Ali Imran 3:102
3:102.
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Ada dua pokok tauhid yang harus kita ajarkan sejak dini kepada
anak-anak kita. Pertama, tauhid rububiyah. Tauhid dalam konteks ini lebih mengarah pada mengenalkan pemahaman bahwa Allah adalah yang menciptakan
semua makhluk dan Allah juga sebagai tempat bergantung memohon pertolongan.
Kedua, tauhid uluhiyah. Tauhid dalam konteks ini adalah meyakini
bahwa Allah satu-satunya yang wajib disembah. Kedua pokok tauhid ini harus
diajarkan bersamaan agar anak sejak dini telah memiliki kepahaman dan dapat
mengerti tanggung jawab dan kewajiban dari tauhid tersebut.
Paling tidak ada dua cara yang efektif untuk mengenalkan konsep tauhid
kepada anak.
Pertama, kenalkan ciptaan-Nya. Dengan cara ini anak diajak
berdialog dan berdiskusi untuk mengenal dan mensyukuri segala ciptaan-Nya.
Selain itu, cara ini pun efektif untuk melatih anak memikirkan dan mengambil
pelajaran dari segala yang diciptakan-Nya.
Q.S. Ali Imran 3:190
3:190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal.
Q.S. An Nahl 16:12-13
16:12. Dan Dia menundukkan malam dan siang,
matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang memahami (Nya),
16:13. Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia
ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
Kedua, dengan pendidikan dan contoh. Pendidikan di sini
adalah anak diajarkan tentang kewajiban-kewajiban manusia sebagai makhluk untuk
melakukan ragam ibadah kepada Allah, seperi sholat, puasa, zakat, shodaqoh,
haji, dsb. Sedangkan contoh yang dimaksudkan adalah orang tua memberikan
teladan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, anak sejak dini telah
dilatih shalat dengan cara senantiasa diikutkan dalam sholat berjamaah pada
saat bapak dan ibunya sholat. Dibangunkan untuk sahur saat bapak dan ibunya
sahur untuk berpuasa. Diajak ke masjid untuk sholat berjamaah. Dikenalkan
dengan Alquran, dsb.
M. Faudzil Adhim (dengan sedikit tambahan)
memberikan beberapa saran bagi orang tua dalam mendidik anak-anak pada saat mereka mulai bisa diajak berbicara.
Pertama, memperkenalkan Allah melalui sifat
al-Khaliq (Maha Pencipta). Kita tunjukkan kepada anak-anak kita bahwa kemana
pun kita menghadap, di situ kita menemukan ciptaan Allah. Kita tumbuhkan
kesadaran dan kepekaan bahwa segala sesuatu yang ada di sekelilingnya adalah
ciptaan Allah. Semoga dengan demikian, akan muncul kekaguman anak kepada Allah.
Ia merasa kagum, sehingga tergerak untuk tunduk kepada-Nya. Katakan, misalnya
pada saat malam hari, kepada anak yang menjelang usia dua tahun, "Itu
apa namanya yang berkerlap-kerlip? Iya, bagus� Itu namanya bintang. Indah
sekali, ya� Subhanallah, Maha Suci Allah yang menciptakan bintang-bintang di
angkasa?"
Kedua, kita ajak anak untuk mengenali dirinya
dan mensyukuri nikmat yang melekat pada anggota badannya. Kita ajak mereka
menyadari bahwa Allah Yang Menciptakan semua itu. Pelahan-lahan kita rangsang
mereka untuk menemukan amanah di balik kesempurnaan penciptaan anggota
badannya. Katakan, misalnya, pada anak yang menjelang usia dua tahun, "Mana
matanya? Wow, matanya dua, ya? Berbinar-binar! Bagus sekali, ya� Alhamdulillah,
Allah ciptakan mata yang bagus untuk Izzah. Matanya buat apa, sayang? Buat
melihat yang baik-baik�"
Secara bertahap, kita ajarkan kepada anak proses penciptaan manusia.
Tugas mengajarkan ini, kelak ketika anak sudah memasuki bangku sekolah, dapat
dijalankan oleh orangtua bersama guru di sekolah. Selain merangsang kecerdasan,
tujuan paling pokok adalah menumbuhkan kesadaran, bukan hanya pengetahuan,
bahwa ia ciptaan Allah dan karena itu harus menggunakan hidupnya untuk Allah.
Ketiga, memberi sentuhan kepada anak tentang
sifat al-Karim. Di dalamnya berhimpun dua keagungan, yakni kemuliaan dan
kepemurahan. Kita asah kepekaan anak untuk menangkap tanda-tanda kemuliaan dan
sifat pemurah Allah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tumbuh kecintaan dan pengharapan
kepada Allah. Sesungguhnya manusia cenderung mencintai mereka yang mencintai
dirinya, cenderung menyukai yang berbuat baik kepada dirinya, dan memuliakan
mereka yang mulia. Misalkan pada saat kita mau makan, kita bisa mengatakan
kepada anak kita, �Ayo, sebelum makan kita berdoa dulu,
ya...Bismillaahirrohmaanirrohiim...Kita bersyukur kepada Allah yang telah memberi
kita makanan yang enak-enak... Memberi kita rezeki yang baik-baik...�. Pada saat
kita membelikan baju untuk anak-anak atau pada saat anak-anak menerima
sesuatu (oleh-oleh) dari orang lain, kita biasakan mereka untuk mengucapkan,
"Alhamdulillah... segala puji hanya bagi Allah.... Terima kasih ayah... terima kasih
ibu... terima kasih paman..., dsb".
Semoga Allah membimbing kita agar dapat membimbing anak-anak kita
sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar