Minggu, 27 November 2011

Pendidikan Akidah bagi Anak-Anak

oleh Abdillah Suyuthi
Q.S. An Nisaa' 4:9

4:9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Rasulullah SAW bersabda, ''Jadikanlah kata-kata pertama yang diucapkan seorang anak kalimat 'Laa Ilaaha Illallah' (tiada Tuhan selain Allah), dan bacakanlah padanya ketikamenjelang mati kalimat 'Laa Ilaaha Illallah' (tiada Tuhan selain Allah).'' (HR Hakim dari Ibn Abbas).
Hadis di atas merupakan perintah kepada kita untuk mengenalkan dan menanamkan konsep tauhid, Laa Ilaaha Illallah, sejak dini kepada anak-anak kita. Hadis di atas pun merupakan isyarat bahwa tauhid dan akidah yang benar merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang manusia hingga menjelang kematiannya.
Hal ini sebagaimana peringatan Allah dalam firman-Nya:
Q.S. Ali Imran 3:102

3:102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Ada dua pokok tauhid yang harus kita ajarkan sejak dini kepada anak-anak kita. Pertama, tauhid rububiyah. Tauhid dalam konteks ini lebih mengarah pada mengenalkan pemahaman bahwa Allah adalah yang menciptakan semua makhluk dan Allah juga sebagai tempat bergantung memohon pertolongan.
Kedua, tauhid uluhiyah. Tauhid dalam konteks ini adalah meyakini bahwa Allah satu-satunya yang wajib disembah. Kedua pokok tauhid ini harus diajarkan bersamaan agar anak sejak dini telah memiliki kepahaman dan dapat mengerti tanggung jawab dan kewajiban dari tauhid tersebut.
Paling tidak ada dua cara yang efektif untuk mengenalkan konsep tauhid kepada anak.
Pertama, kenalkan ciptaan-Nya. Dengan cara ini anak diajak berdialog dan berdiskusi untuk mengenal dan mensyukuri segala ciptaan-Nya. Selain itu, cara ini pun efektif untuk melatih anak memikirkan dan mengambil pelajaran dari segala yang diciptakan-Nya.
Q.S. Ali Imran 3:190

3:190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Q.S. An Nahl 16:12-13

16:12. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya),
16:13. Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
Kedua, dengan pendidikan dan contoh. Pendidikan di sini adalah anak diajarkan tentang kewajiban-kewajiban manusia sebagai makhluk untuk melakukan ragam ibadah kepada Allah, seperi sholat, puasa, zakat, shodaqoh, haji, dsb. Sedangkan contoh yang dimaksudkan adalah orang tua memberikan teladan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, anak sejak dini telah dilatih shalat dengan cara senantiasa diikutkan dalam sholat berjamaah pada saat bapak dan ibunya sholat. Dibangunkan untuk sahur saat bapak dan ibunya sahur untuk berpuasa. Diajak ke masjid untuk sholat berjamaah. Dikenalkan dengan Alquran, dsb.
M. Faudzil Adhim (dengan sedikit tambahan) memberikan beberapa saran bagi orang tua dalam mendidik anak-anak pada saat mereka mulai bisa diajak berbicara.
Pertama, memperkenalkan Allah melalui sifat al-Khaliq (Maha Pencipta). Kita tunjukkan kepada anak-anak kita bahwa kemana pun kita menghadap, di situ kita menemukan ciptaan Allah. Kita tumbuhkan kesadaran dan kepekaan bahwa segala sesuatu yang ada di sekelilingnya adalah ciptaan Allah. Semoga dengan demikian, akan muncul kekaguman anak kepada Allah. Ia merasa kagum, sehingga tergerak untuk tunduk kepada-Nya. Katakan, misalnya pada saat malam hari, kepada anak yang menjelang usia dua tahun, "Itu apa namanya yang berkerlap-kerlip? Iya, bagus� Itu namanya bintang. Indah sekali, ya� Subhanallah, Maha Suci Allah yang menciptakan bintang-bintang di angkasa?"
Kedua, kita ajak anak untuk mengenali dirinya dan mensyukuri nikmat yang melekat pada anggota badannya. Kita ajak mereka menyadari bahwa Allah Yang Menciptakan semua itu. Pelahan-lahan kita rangsang mereka untuk menemukan amanah di balik kesempurnaan penciptaan anggota badannya. Katakan, misalnya, pada anak yang menjelang usia dua tahun, "Mana matanya? Wow, matanya dua, ya? Berbinar-binar! Bagus sekali, ya� Alhamdulillah, Allah ciptakan mata yang bagus untuk Izzah. Matanya buat apa, sayang? Buat melihat yang baik-baik�"
Secara bertahap, kita ajarkan kepada anak proses penciptaan manusia. Tugas mengajarkan ini, kelak ketika anak sudah memasuki bangku sekolah, dapat dijalankan oleh orangtua bersama guru di sekolah. Selain merangsang kecerdasan, tujuan paling pokok adalah menumbuhkan kesadaran, bukan hanya pengetahuan, bahwa ia ciptaan Allah dan karena itu harus menggunakan hidupnya untuk Allah.
Ketiga, memberi sentuhan kepada anak tentang sifat al-Karim. Di dalamnya berhimpun dua keagungan, yakni kemuliaan dan kepemurahan. Kita asah kepekaan anak untuk menangkap tanda-tanda kemuliaan dan sifat pemurah Allah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tumbuh kecintaan dan pengharapan kepada Allah. Sesungguhnya manusia cenderung mencintai mereka yang mencintai dirinya, cenderung menyukai yang berbuat baik kepada dirinya, dan memuliakan mereka yang mulia. Misalkan pada saat kita mau makan, kita bisa mengatakan kepada anak kita, �Ayo, sebelum makan kita berdoa dulu, ya...Bismillaahirrohmaanirrohiim...Kita bersyukur kepada Allah yang telah memberi kita makanan yang enak-enak... Memberi kita rezeki yang baik-baik...�. Pada saat kita membelikan baju untuk anak-anak atau pada saat anak-anak menerima sesuatu (oleh-oleh) dari orang lain, kita biasakan mereka untuk mengucapkan, "Alhamdulillah... segala puji hanya bagi Allah.... Terima kasih ayah... terima kasih ibu... terima kasih paman..., dsb".
Semoga Allah membimbing kita agar dapat membimbing anak-anak kita sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Amiin.

Trondheim Today

Situated in the county of Sor-Trondelag where the river Nid flows into the Trondheim fjord, we must admit we are pretty far north, in fact only 500 km from the Polar Circle, but the warm Gulf Stream blesses us with a fairly mild climate. More…

Links

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Aku adlh orang yang gandrung akan keadilan...

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.